Mimpi Kecilku

Posting by : Ongki sang jagoan blog on Senin, 25 Januari 2010

By : Chixi

Rintik- rintik kecil dalam suasana pegunungan yang masih kental. Dihadapanku, begitu semampu mataku memandang menyeluruh padang itu, menyebar seperti dedaunan yang menjatuh di musim gugur. Bunga- bunga berbagai warna, satu dua pohon yang menghiasi sekelilingnya. Ehm… ini yang aku mau. Setelah lama aku terlarut dalam pekatnya dunia nyataku. Aku mulai mengenakan jas hujan dan berlari- lari kecil mengelilingi padang itu.

Betapa aku tidak merasa lelah, aku melepas semuanya masalah demi masalah yang kemarin menggelayutiku seakan menghilang satu persatu. Betapa aku mencintai seorang Djawa, aku tidak menghargai ibuku yang begitu menyayangiku, dan problem loading bersama temanku. Saat ini aku tidak memikirkannya. Rasanya otakku begitu bersih saat ini, di dukung suasana yang begitu hangat.

Aku merasa aku sedang berada diantara sebuah padang di Inggris, dekat New Castle. Dalam musim semi yang indah, bersama dengan mekarnya bunga lili dan begonia. Ada juga bunga kecil- kecil yang indah dengan warna yang mencolok seperti merah, kuning dan pink. Dikejauhan terlihat puri kecil yang sepertinya lama tak berpenghuni.

Lelah aku bermain- main dengan alam ini, aku melentangkan tubuhku.

Ahh…!!aku menikmati cahaya matahari yang menghangatkan wajah dan jari- jemariku yang terlentang. Rupanya gerimis sudah berhenti, tergantikan dengan cahaya mintip- mintip dari matahari kecilku.

“Puas, Princes kecilku?”, suaranya begitu tenang. Menghanyutkan rasa lelah dan penat yang ada. Memberi tenaga dalam setiap gelora alunan nadanya.

Aku berpaling kearah hamparan pada tempatku tiduran. Dia penuh dnegan cahaya, matanya memberiku semangat untuk bangkit dari keterpurukan. Badannya tidak gagah tapi tinggi semampai dan cukupan, terlihat membuatku berani menghadapi duniaku.

“Sudah lama menanti rupanya?”, sekali lagi suaranya membuat jantungku berdesir lirih. “Mau bermain bersamaku?”

Aku menggapai tangannya dan kamipun berlarian di tengah padang itu. Memetik sebanyak mungkin bunga. Senyumnya membuatku luluh, hati yang selama ini memikirkan Djawa berubah haluan sudah. Semakin jauh kami bermain, mendekati kastil yang sepi itu. Tapi ternyata disana begitu banyak orang, didalamnya.

Ada pesta rupanya. Dan kami menari sepuas hati kami.

{ 0 Coment... read them below or add one }

Posting Komentar